Kamis, 11 Juni 2020

Jagung dan Prestise



Berdasarkan preferensi dan budaya seseorang, jagung dinilai dengan standar tertentu. Sebagian orang menjadikannya makanan pokok. Sebagian lain menjadikannya makanan tambahan. Namun, ada sebagian lain lagi yang tidak menjadikannya bahan makanan bagi manusia melainkan bagi hewan peliharaan.

Tersebutlah suatu cerita lucu tentang jagung ini. Dalam sebuah perjalanan dengan kapal feri yang begitu lama bertemulah dua orang. Sebut saja si a dan si b.

Keduanya berkenalan lalu berbagi cerita untuk membunuh waktu dalam perjalanan yang begitu lama. Si a melihat si b membawa sebuah karung maka terjadilah percakapan sebagai berikut.

A: Apa isi karung itu?
B: Oh, itu jagung.
A: Untuk apa kamu bawa jagung dari kampung ke kota?
B: Untuk bekal makanan saya.
A: Oh, jadi kamu makan jagung?
B: Ia. Kenapa kamu bertanya seperti itu?
A: Ah, tidak. Aku heran saja kamu makan jagung. Di kampungku, jagung adalah makanan babi.

Si b menjadi jengkel karena si a menganggap bahwa si b makan makanan babi. Tak lama berselang laut menjadi sedikit ganas dan bergelombang. Kapal feri oleng.

Si a mabuk laut lalu muntah. Dari muntahan itu keluar jagung rebus yang dimakannya di darat. Si B kaget. Ternyata orang yang menganggapnya memakan makanan babi tadi juga makan jagung. Si b menilai si a sombong dan penipu.

Sehabis muntah si a terbaring lemas. Muntahan si a yang tadinya diarahkan ke laut sebagian tertiup angin melewati pagar pembatas Feri dan jatuh ke lorong.

Seorang pelintas menanyakan kepada si b yang berdiri tak jauh dari muntahan itu. "Muntahan siapa ini?"

B: "Oh, itu tadi ada babi yang muntah."
Si B berupaya menjawab dengan suara keras agar didengar si a sebagai jawaban sindiran.

Nah, dari cerita ini, bagi si a, jagung bukanlah makanan manusia, prestisenya akan jatuh jika mengakui makan jagung walaupun faktanya ia memakannya. Bagi si b jagung adalah makanan manusia dan ia tidak malu untuk mengakuinya.

Ya, semoga saja dalam kenyataan, kisah tentang jagung dan prestise manusia tadi tidak terjadi. Hanya fiksi.

Kalau saya hobi makan jagung muda rebus, bakar, atau goreng. Enak sekali.🙂

Sekian.

Oleh: Krismanto Atamou
Kupang, 12 Juni 2020

Note: Gambar ini diambil dari Grup WA KGP NTT.

6 komentar:

Heronimus Bani mengatakan...

jadi blog ini sudah amat lama. Sekarang aktifkan lebih aktif lagi. Berilah contoh pada rekan-rekan di dalam grup maupun individu. Pak Krismanto Pegiat Literasi yang mumpuni. Selamat pagi.

Welmince mengatakan...

Pak Kris lucu jg saya membacanya ko bisa yah masih ada orang yg begitu sombongnya.

Welmince mengatakan...

Pak Kris lucu jg saya membacanya ko bisa yah masih ada orang yg begitu sombongnya.semoga hy cerita fiktif

Kris_Atamou mengatakan...

Siap Tuan. Ini sejak saya masih kuliah dulu.

Kris_Atamou mengatakan...

Yah. Beberapa orang mungkin begitu 😀

Kris_Atamou mengatakan...

Ia, Bu. Terima kasih sudah mampir di blog ini.