Senin, 06 Juli 2020

Pencapaian


Kali ini saya menulis di ruang tunggu Bandara Internasional El Tari Kupang. Di belakang saya ada Borneo (Pulau Kalimantan, penulis) Art Shop yang menjual aneka makanan, pakaian, dan aksesoris tradisional NTT.

Saya tertarik untuk menulis topik ini karena biasanya pada pertengahan usia seseorang_menurut saya_orang tersebut akan mendefinisikan ulang pencapaiannya secara pribadi maupun kelompok. Ibarat orang yang berada di tengah perjalanan lalu berhenti sejenak untuk merenung dan memutuskan jalan mana dan ke mana.

Menurut KBBI, kata pencapaian berarti proses. Kata dasarnya capai berarti raih/ sampai.

Setiap orang (pribadi atau kelompok)) tentu memiliki definisi pencapaian masing-masing. Untuk mencapai pencapaian itu, setiap orang juga memiliki caranya masing-masing. Ada unsur kehendak bebas.

Pencapaian tersebut tidak selamanya berupa titik akhir (hasil) yang perlu dicapai. Pencapaian bisa berupa proses tertentu. Semisal pecinta kuliner yang menikmati sensasi mengunyah makanan dengan citarasa dan tekstur tertentu. Kenyang bukanlah pencapaian baginya.

Definisi dan standar pencapaian yang berbeda dapat dilihat pada obrolan (sedikit tak nyambung) di pasar antara dua orang berikut. Sebut saja penjual garam eceran bernama X dan mahasiswa S2 peneliti bernama Y.

Obrolan di bawah ini saya beri topik : #itu_apa? Setelah saling sapa dan salam, Y memperkenalkan diri.

Y: Saya Y, mahasiswa S2 peneliti. Saya lulusan dengan nilai terbaik di tiap jenjang pendidikan yang saya tempuh. IPK saya saat S1 4,00.
X: Kamu omong apa?
Y: Saya memperkenalkan diri, Pak.
X: Oh, mau beli garam?
Y: Tidak, Pak. Saya mau penelitian tentang penjualan garam eceran.
X: Itu apa?
Y: ??? 
X: Saya jual garam. Kamu kalau tidak beli jangan ganggu saya.

Dari obrolan di atas, menurut saya, pencapaian penjual garam eceran ialah dagangannya laku. Pencapaian mahasiswa S2 peneliti ialah sang penjual garam eceran bisa berpartisipasi dalam penelitiannya. Beda pencapaian.

Saat mengakhiri tulisan ini, saya sedang di atas pesawat terbang melihat ke bawah. Pencapaian saya saat ini adalah dapat turun ke darat dan bertemu keluarga. Mungkin di bawah sana ada seseorang yang memiliki pencapaian untuk ada di atas pesawat terbang. Beda pencapaian.

Salam.

Jumat, 03 Juli 2020

Kemuliaan para ToLo


Kali ini saya tertarik untuk menulis topik ini. Menurut KBBI kemuliaan dengan kata dasar mulia berarti hal (keadaan) mulia; keluhuran; keagungan. Sedangkan ToLo yang saya maksudkan di sini adalah akronim dari kata Tokoh Lokal, bukan kata makian seperti yang dipakai pada kalangan tertentu.

Para ToLo selayaknya mulai atau agung dalam tutur kata, tindak tanduk, dan seluruh kesehariannya. Tokoh menurut KBBI berarti 1. rupa; 2. bentuk badan, perawakan; 3. orang terkemuka dan kenamaan. Sesuai topik ini pada arti yang ketiga para ToLo adalah orang terkemuka dan kenamaan.

Untuk menjadi terkemuka dan kenamaan tentu tidaklah mudah, ada harga yang harus dibayar, semisal bersikap mulia dalam keseharian dan bertanggung jawab dalam tindakan serta pemikiran. Di bumi tokoh sangat langka, hal ini mengingat sulitnya manusia melawan diri sendiri_sebagai musuh terbesar_ untuk kepentingan yang lebih mulia menurut berbagai standar kemuliaan.

Bagi tujuan yang mulia tertentu, setiap orang cenderung membutuhkan tokoh yang menjadi teladan kemuliaan. Sulit. Hal ini mengingat tak ada manusia yang sempurna. Namun terlepas dari ketidaksempurnaannya, para tokoh patutlah diteladani sebagai standar minimal kemuliaan tertentu.

Untuk kemuliaan tertentu tersebut, para tokoh juga mesti berhati-hati agar tidak menimbulkan makian seperti kata tolo pada komunitas tertentu. Biarlah ToLo menjadi akronim dan bukan makian.

Salam.