Minggu, 19 Juni 2022

Ikatan Guru Indonesia untuk Siapa?


Oleh: Krismanto Atamou

Wakil Ketua IGI Wilayah NTT

 



Pada Senin 20 Juni 2022 di aula kantor Dewan Perwakilan Daerah (DPD) NTT akan diadakan pelantikan Badan Pengurus Ikatan Guru Indonesia (BP IGI) daerah pada beberapa kabupaten di NTT. Beberapa daerah tersebut yaitu Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka, Kota Kupang, Kabupaten Kupang, dan Kabupaten Rote Ndao.

BP IGI Daerah yang baru dibentuk ini akan dilantik oleh BP IGI wilayah NTT. Selanjutnya,  BP IGI daerah baru akan mendapatkan materi Pelatihan Manajemen Organisasi (PMO) IGI tingkat dasar yang dibawakan oleh BP IGI pusat.

Kegiatan pelantikan BP IGI daerah ini terlaksana oleh panitia yang diketuai oleh Lidyasih Widyanti, sekertaris Katrina Radja, bendahara Susan Porwata, didukung oleh BP IGI wilayah NTT, dan berbagai pihak terkait.  Kegiatan pelantikan ini merupakan upaya IGI untuk menjangkau lebih banyak guru di seluruh daerah se-Indonesia. Pasalnya, sejak didirikan tahun 2009 lalu hingga kini, belum semua guru yang tahu IGI dan berkecimpung dengan IGI. Hal ini menimbulkan pertanyaan: IGI itu apa? Dan untuk apa?

IGI adalah sebuah organisasi pendidikan yang beranggotakan guru, dosen, dan pemerhati pendidikan di Indonesia. Di dalam anggaran dasarnya, visi IGI ialah menjadi organisasi profesi guru yang mandiri, profesional, inklusi, berwawasan global, dan mencerdaskan. Salah satu misinya ialah melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan penguasaan teknologi untuk mendukung profesionalitas guru. Poin ini cocok dengan opini yang ditulis oleh Ani Yovita Selay berjudul “G20 dan Digitalisasi dalam Pendidikan” yang terbit di Victory News pada Selasa 14 Juni 2022 lalu.

Lalu, IGI untuk siapa? Menjawab ini, saya mengacu pada tujuan IGI di anggaran dasarnya. Satu, meningkatkan mutu, profesionalisme, perlindungan, daya saing, dan kesejahteraan guru. Dua, memperkuat nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, disiplin, dan anti korupsi. Tiga, memperkuat kompetensi pedagogi, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. Empat, menjadi teladan bagi peserta didik dan lingkungan. Lima, membangun budaya literasi di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Enam, melakukan pengabdian pada masyarakat.

Dari uraian tujuan IGI di atas, jelas terlihat bahwa IGI bertujuan untuk mempersiapkan guru sebagai model dan penggerak bagi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia. Sasarannya jelas menargetkan peningkatan kompetensi guru yang kelak berdampak bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Pola ini tentu akan mengingatkan kita pada kisah klasik mengenai tindakan Kaisar Hirohito setelah peristiwa pemboman Hiroshima-Nagasaki.

Sejak saya bergabung dengan IGI pada 2018 lalu, terasa sekali banyak kemudahan untuk mengakses kanal-kanal pelatihan guru. Kanal-kanal pelatihan itu dilaksanakan oleh para guru yang telah berkompeten di bidangnya untuk saling berbagi secara gratis. Hal ini sesuai dengan motto IGI: Sharing ang Growing Together atau berbagi dan tumbuh bersama.

Sejak terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM dengan surat keputusan nomor AHU-125.AHA.01.06 Tahun 2009, jumlah anggota IGI kini telah mencapai 161.747 anggota. Untuk wilayah NTT anggota IGI telah mencapai 1.413 anggota. Untuk mendaftar menjadi anggota IGI melalui website resminya yaitu www.igi.or.id.

Saat ini ada 67 kanal pelatihan yang dapat diakses oleh guru. Beberapa diantaranya yaitu SAGUSANOV (Satu Guru Satu Inovasi), SAGUSAMIK (Satu Guru Satu Komik Pembelajaran), SAGUSAKU (Satu Guru Satu Buku), Metode MENEMUBALING (Menulis dengan Mulut, Membaca dengan Telinga), SAGUSAVI (Satu Guru Satu Video Pembelajaran), SAGUSAPOINTER (Satu Guru Satu Powerpoint Interaktif), Maluku Belajar, dan SAGUDIHATI (Satu Guru Mendidik dengan Hati).

Saya sendiri telah mengikuti pelatihan di beberapa kanal yang sangat bermanfaat bagi pengembangan diri saya. Dari situ saya bisa membangun website sekolah tempat saya bekerja menggunakan platform yang sederhana dan tanpa biaya. Hasil berikut yaitu sebuah film pendek bertema pendidikan berjudul “Semangat Belajar Anita” yang saya upload ke YouTube.

Beberapa waktu lalu, IGI wilayah NTT menghasilkan satu buku ber-ISBN berjudul Guru Kehidupan. Buku ini diinisiasi oleh kanal Kelas Menulis IGI NTT. Berawal dari pelatihan menulis kepada beberapa anggota, sebagai tindak lanjut, setiap peserta pelatihan Kelas Menulis IGI NTT dibimbing hingga menghasilkan karya tulis. Kumpulan karya tulis itulah yang kemudian diproses menjadi buku “Guru Kehidupan”.

Saat ini, beberapa anggota IGI di NTT sudah berhasil di tingkat nasional. Ketua Wilayah IGI NTT, Meky da Cunha, S.Pd, M.Si misalnya, kini telah lolos seleksi dan bertugas menjadi pendamping Guru Penggerak Angkatan IV di wilayah NTT. Beberapa anggota IGI NTT tengah mengikuti pendidikan dan pelatihan sebagai calon guru penggerak saat ini, salah satunya ialah sekretaris IGI wilayah NTT Muhammad Kasim, S.Pd. Dalam hal ini, IGI bermitra dan bersinergi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk memajukan pendidikan di Indonesia.

Selamat mengabdi badan pengurus IGI daerah yang baru dilantik. Sharing and Growing Together untuk memajukan pendidikan di Indonesia. 

Tidak ada komentar: