Senin, 14 September 2020

Resiko Kembali dari Zona Merah

Sekembalinya dari zona merah, untuk dua Minggu saya mesti jauh-jauhan dengan orang lain, juga keluarga. Mesti karantina mandiri. Hari ini hari kedua.

Jika dalam dua Minggu saya tidak demam tinggi atau menunjukkan gejala positif Covid-19 lainnya berarti:
1. Saya tidak terpapar.
2. Saya terpapar tapi sembuh sendiri.
Itu menurut saya.

Saya mau tes swab tapi biayanya mahal yaitu 1,5 juta di RSU. Ah, seandainya untuk perjalanan dinas dimurahkan.

Sudahlah, nikmati karantina mandiri, semoga melahirkan karya, atau diet biar langsung eh langsing.

Jadi tau kenapa teman saya menolak kesempatan Diklat ke Jawa. Mungkin karena dia mesti dekat dengan istri anak yang baru lahir.

Ketika saya kembali dari zona merah, auto mulutgram menyampaikan kabar ke sekitar lingkungan rumah. Terima kasih basudara di sekitar yang sudah tahu dan sudah memberitahu. Ini modal untuk mencegah daripada mengobati. Untuk yang belum tahu, ini informasinya.

1. Perjalanan dinas ini sudah ada koordinasi dengan kementerian kesehatan RI untuk protokol kesehatan benar-benar diikuti.

Untuk informasi lengkapnya silahkan klik tautan dari P4TK IPA Bandung di bawah ini:

https://www.facebook.com/1828085724093497/posts/2708092966092764/

2. Selama perjalanan dinas saya membeli oleh-oleh di pasar baru Bandung, ke Cimahi, ke Jln. Asia Afrika, lalu kembali ke hotel dan berangkat besok pagi jam 6. Dalam perjalanan ada protokol kesehatan semisal jaga jarak, ukur suhu saat masuk pasar, pakai masker dan face Shield. Di pesawat juga begitu. Ada pemeriksaan hasil rapid test sebelum masuk check in dan ukur suhu.

3. Untuk dua Minggu ke depan saya karantina mandiri di rumah. Di kamar khusus dan tersendiri. Barang bawaan saya saat tiba semalam di rumah langsung dicuci menggunakan deterjen dan disemprot desinfektan, lalu disetrika (jika berupa pakaian).

Mohon doanya agar kita semua sehat selalu.

Klo menurut ramalan/ nubuatan yang sudah berulang kali saya dengar, saya umur panjang.

Kata "kamu umur panjang," saya dengar saat orang ingat saya atau sedang membicarakan saya, kemudian saya muncul. Itu nubuatan yang saya Amini.

Jadi jika berdasarkan iman, saya lolos dan tidak terkena Covid-19. Tapi secara protokol kesehatan, saya mesti melakukan karantina mandiri untuk membuktikan kepercayaan saya.

Terpujilah Nama-Mu Tuhan. Amin.
 

Tidak ada komentar: